Friday, December 13, 2013

Ketika listrik mati, dan siswa pun pindah sekolah....................

Senin malam itu menjelang waktu istirahat, saya masih sesekali mengintip surat elektronik yang masuk lewat handphone......
Ada sebuah email dengan subyek menarik. Kira - kira begini judulnya " Karena listirk di sekolah Rylander Elementary mati dan membutuhkan waktu untuk memperbaikinya, maka sekolah diliburkan pada hari Selasa"
Saya langsung terpikir dan tersenyum..... " Wah, kalau hal ini terjadi di Indonesia, maksudnya jika listrik mati, maka sekolah akan tetap jalan, dengan jendela ruangan terbuka dimana sinar matahari menerangi dan hembusan angin menyelinap menyejukkan ruangan.

Hari Selasa siang, muncul lagi email dari KatyISD ( Yayasan yang mengurus sekolah - sekolah di Katy ), dengan judul kurang lebih demikian " Mulai hari Rabu, siswa Rylander Elementary akan pindah sekolah ke Tompkin High School" yang isinya  adalah penjelasan mengenai proses kepindahan siswa Rylander Elementary yang sedang dilakukan oleh para guru dan staf sekolah, serta dilengkapi dengan peta untuk menurunkan dan menjemput siswa.
Wow............. dalam hitungan jam........... mereka semua, berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk polisi sekolah.

Hari Rabu, anak - anak mulai sekolah di Tompkin High School. Mereka sangat penasaran, tidak sabar ingin cepat sampai ke sekolah. Tompkin High School tentunya sangat berbeda dengan sekolah
Rylander Elementary. Sekolah SMA ini sangat luas, terdiri dari 2 lantai, dengan hallway yang sangat panjang, dengan langit - langit yang lebih tinggi dari biasanya, sehingga anak - anak merasa kecil berada di dalam gedung sekolah. " We feel so tiny in this building......." - begitulah kira - kira salah satu komentar mereka ketika berada di sekolah SMA itu. Saat mengantar anak - anak...... , sekitar 10 polisi sekolah bersiaga membantu mengatur arus kendaraan yang mengantri untuk menurunkan anak - anak di sekolah, demikian juga sebaliknya ketika menjemput anak pulang sekolah.
Mereka disambut oleh team cheer leader sekolah, dibuat nyaman dengan pendampingan guru - guru dan sukarelawan.
Proses belajar mengajar pun berlangsung seperti biasa, termasuk juga urusan istirahat makan di sekolah yang memakai fasilitas cafeteria sekolah, dan mereka pun berkomentar. " The cafeteria lady is the same, Mom........."
Setiap hari, Kepala Sekolah Rylander Elementary memberi update berlangsungnya kepindahan siswa - siswanya melalui email ke setiap orang tua murid.
Kepindahan sementara itu berlangsung hingga hari Jumat, dan saat hari terakhir itu, mereka merasa kehilangan akan situasi belajar di Tompkin High School. Tak lupa, siswa diminta untuk menuliskan kesan - kesan mereka saat berada disana.
Sebagai penutup pengalaman tersebut, Superintendent Katy ISD menyatakan terima kasih melalui email atas kerjasama seluruh pihak termasuk orang tua siswa yang mempercayakan anak - anaknya untuk tetap bersekolah meski bukan di sekolah yang seharusnya.

Pengalaman menarik. Banyak yang dapat dipelajari. Kiranya sebuah system yang sudah begitu tertata, yang membuat hal diatas terjadi.
Ada sebuah koordinasi, ada pihak - pihak yang mau bekerjasama dengan satu tujuan untuk membuat seluruh siswa - siswa Rylander Elementary yang berjumlah 1259 siswa itu tetap bersekolah.


Tompkin High School

 


Semoga bermanfaat..............


Tuesday, November 5, 2013

Adalah sebuah sistem pendidikan yang berkaitan satu sama lain

Pagi itu, matahari masih benar - benar mengintip , lampu jalanan masih menyala, saat saya mengantar Oda ke sekolah pukul 6.40. Benar - benar masih gelap, karena matahari terbit sekitar pukul 7.15 di saat musim gugur bulan Oktober.
Saat melintasi lapangan SMP, terlihat samar - samar puluhan anak - anak memakai helm dan seragam sedang berlatih football. Berlanjut ke lapangan SMA, terlihat puluhan juga remaja - remaja memakai rompi ( yang jika tersorot lampu akan terlihat terang ) sedang berlari untuk persiapan perlombaan cross country (lari jarak jauh ) antar sekolah.  Di depan pintu kolam renang tertutup, keluar remaja yang baru saja selesai berlatih juga.........
Hm.........

Saya jadi teringat juga saat Oda di kelas 8 tahun ajaran lalu, dimana saat itu sedang musim pertandingan tennis antar sekolah dan dia harus berlatih pukul 5.45 pagi sebelum masuk sekolah pada pukul 7.20
Apa gerangan yang terjadi?
Bagaimana mereka, baik siswa maupun guru beserta sekolah ( tentu juga orang tua siswa ) dapat dan mau berkomitmen untuk melakukan semua kegiatan tersebut.
Apa yang dikerjar? Apa tujuannya?

Sebuah kesempatan yang dicari. Ada kemudahan untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi melalui prestasi olah raga. Ada kesempatan bagi siswa - siswa yang berprestasi di bidang olah raga untuk mendapatkan beasiswa di Perguruan Tinggi. Dan ternyata tidak hanya melalui prestasi olah raga saja, tetapi bisa juga melalui prestasi music di orchestra dan band, seni, maupun bidang - bidang lain selain diluar akademik. Meski jalur akademikpun tetap ada.

Sebagai contoh di bidang olah raga tennis.............
Di SMA, sejak 3 minggu sebelum masuk sekolah, diadakan seleksi pemain tennis untuk tim sekolah. Kriteria pemilihannya pun jelas, semua dibuat terbuka, sehingga ketika hasil seleksi selesai dan daftar pemain inti sekolah keluar, tidak ada nada keberatan dan sebagainya.
Setelah itu selama beberapa bulan tertentu mereka menjadi wakil sekolah untuk bertanding melawan tim sekolah lain dari distrik yang sama maupun distrik lain.
Kemudian jika sudah memasuki tahun ke 10, siswa dapat mulai mencari beasiswa perguruan tinggi dengan mengikut sertakan segala data prestasi yang diperoleh, serta data akademik yang tentunya harus bagus juga.
Dan nantinya mereka pun diharapkan untuk berprestasi dalam bidang masing - masing serta menjadi wakil perguruan tingginya untuk bertanding melawan perguruan tinggi lain. Sistem pendidikan dan sistem kompetisinya pun juga sudah diatur sedemikian rupa sehingga prestasi - prestasi akademik dan diluar akademik semuanya penting dan saling mendukung.

Semua adalah sebuah sistem pendidikan yang sudah dikembangkan untuk membuat semuanya terhubung, mulai dari sistem akademik, sistem kompetisi, sistem seleksi, sistem penerimaan beasiswa, sistem factor pendukung lain yang juga diperhitungkan  seperti volunteer hours, leadership experience saat di sekolah.

Rasanya kita masih perlu belajar dan mengembangkan sistem pendidikan yang sesuai dengan kondisi di Indonesia dan yang tidak selalu berganti setiap 2 tahun.

Semoga..............

Monday, November 4, 2013

Memupuk hal kecil itu....., dan memastikannya berpindah generasi.

Di sekolah dasar, setiap hari Aurelia dan  Maura diminta untuk membaca buku sepulang sekolah. Aurelia di kelas 2 diminta membaca buku selama minimal 10 menit dan kemudian membuat laporan yang berisi tentang judul buku yang dibaca dan harus ditanda tangani oran tua. Maura di kelas 4 harus membaca buku minimal 20 menit dan kemudian harus membuat resume tentang cerita yang sudah dibacanya tetapi tidak perlu ditanda tangani orang tua. Mereka melakukannya dengan menggunakan timer untuk menentukan minimal waktu yang diminta, kemudian jika mereka ingin terus membacanya, mereka bebas menentukannya sendiri.
Jika dipikir lagi, sebenarnya guru pun tidak mengawasi mereka selalu, tetapi mereka tetap mengikuti ketentuan yang diminta.

Saya membaca buku menarik tulisan Adrian Gostick dan Dana Telford, yang membahas tentang integritas individu  Bahwa seorang individu yang memiliki integritas akan selalu berperilaku dan bertindak benar meski tidak diawasi oleh orang lain, karena ia tahu yang benar, sehingga ia dapat dipercaya. Selalu dapat melihat dan memilih titik putih ketika berada di area abu - abu. Ketika ada hal - hal kecil yang terlihat tidak penting jika dikerjakan tidak benar karena sudah menjadi biasa dilakukan oleh kebanyakan orang , ia akan tetap melakukannya dengan benar, karena ia tahu bahwwa jika ia tidak dapat dipercaya melakukan hal kecil sekalipun, maka ia tidak akan dipercaya untuk melakukan tanggung jawab besar. ( Adrian Gostick dan Dana Telford menggambarkan integritas dalam 10 karakteristik  - baca sumber - http://www.slideshare.net/Abudawood/the-integrity-advantage )

Berusaha konsisten pada hal - hal kecil ini sebenarnya adalah usaha memupuk untuk memastikan sebuah sikap benar itu berpindah generasi melalui contoh - contoh tindakan dan keputusan yang diambil. Orang tua bisa mengajarkannya, tetapi anak - anak belajar dari contoh yang mereka lihat.
Tidak dipungkiri belum selalu tetapi berusaha selalu melakukannya.................

Tulisan ini  juga sebagai pengingat bagi kami sebagai orang tua untuk selalu berperilaku sejalan antara nilai - nilai benar yang ingin diteruskan dan tindakan kita sendiri.

"Be what you want your children to be, and watch them grow" - Leo Buscaglia

Semoga.................

( Sumber : Adrian Gostick and Dana Telford, The Integrity Advantage, Gibbs Smith Publisher, Salt Lake City, 2003 )

Hal kecil ini, sebenarnya adalah sebuah hal penting.......

"Integritas seorang individu dibuktikan  ketika harus membuat keputusan yang benar  meski dengan konsekuensi yang mungkin merugikan."

Saat itu, pertandingan sangat menegangkan. Kedudukan sama 1 - 1 ( masing - masing pemain memenangkan 1 set), dan sekarang sedang berlangsung tie break untuk set ketiga.
Tie break pun berjalan seru, angka saling menyusul, dan sekarang kedudukan 8 - 9  Oda memimpin. Tinggal 1 point lagi, maka Oda akan memenangkan pertandingan dan masuk babak semifinal pertandingan tennis.
Permainan terus berlangsung dan bola jatuh di garis belakang sangat tipis, terlihat keluar namun sulit menentukan apakah bola itu masuk atau keluar, karena pemain berlaku juga sebagai wasit pertandingan . Sepersekian detik harus membuat keputusan, apakah bola itu masuk atau keluar lapangan. Keraguan terlihat, karena kecepatan bola menyentuh lapangan. Oda memutuskan bahwa bola itu keluar karena ia yakin bahwa bola memang keluar, sehingga lawan mendapat angka dan kedudukan menjadi 9 - 9.  Kembali permainan berlanjut, lawan mendapat angka menjadi 10 - 9. Sangat tegang, dan akhirnya lawan menang 11 - 9.
Sayang memang....... tapi  kemudian kami sempat ngobrol dengan orang tua lawan, dan kami sepakat bahwa yang baru saja terjadi adalah sebuah pertandingan yang bagus, seru dengan sebuah sportivitas tinggi.
Bukan hanya sebuah kemenangan yang dicari semata, tetapi adalah bermain dengan sebaik - baiknya dan berlaku sportif.

Hal diatas sepertinya adalah hal kecil, tapi saya melihatnya sebagai sebuah bibit yang harus dipupuk terus. Karena hal sepele tadi adalah gambaran sebuah integritas dalam skala kecil, tetapi jika kita terbiasa dalam hal kecil memilih bersikap benar, maka dalam hal besar pun keputusan yang kita buat adalah keputusan yang benar.

Bersambung ke tulisan selanjutnya.................

"Memupuk hal kecil itu......, dan memastikannya berpindah generasi"

Monday, October 14, 2013

Keharmonisan Tari Saman di Misa Asia Oktober 2013

Setiap tahun saat awal musim gugur sekitar bulan Oktober, umat katolik di Houston dan sekitarnya  dibawah keuskupan Galveston mengadakan Misa Asia yang diikuti umat katolik yang berasal dari China, India, Korea, Vietnam, Filipina, Indonesia,
2 tahun terakhir saya ikuti Misa ini, Misa Asia diadakan di Gereja Katolik Vietnam ( Vietnamese Martyers Church )
Yang menarik adalah setelah Misa selalu diadakan kegiatan bersama, antara lain penampilan seni budaya dari setiap negara sambil menikmati makanan kecil khas dari masing - masing negara.

Tahun lalu, umat katolik Indonesia menampilkan musik tradisional angklung yang dimainkan oleh anak anak remaja.
Dengan tetap konsisten untuk menampilkan keunikan dan keragaman budaya Indonesia, maka tahun ini dipilih Tari Saman yang  melibatkan tidak sedikit orang.
Membayangkan tari Saman yang membutuhkan kerjasama yang baik disertai keserentakan gerak dan apresiasi pada iringan musiknya saja, sudah cukup membuat kening berkerut. Apalagi ini akan ditarikan oleh teman - teman yang benar - benar bukan penari.
Tapi............ niat tak terbendung. Hanya komitmen yang dibutuhkan, dan bukan keahlian menari. Meski setiap individu memiliki ketertarikan di bidangnya masing - masing.

Saat tampil di depan umat katolik Asia di Houston sebagai penampil pertama adalah kesempatan membuka acara dan menarik perhatian umat.
Warna kostum yang dipakai memberi nuansa berbeda, ketepatan gerak antara satu dengan yang lain berpadu dengan iringan tembang yang dinyanyikan secara langsung, merupakan sebuah penampilan apik.
Bukan suara rekaman cakram yang terdengar, tapi sebuah alunan suara yang langsung terdengar dari kelompok pemusik dan penyanyi.
Betapa harmonisnya........



Melihatnya bukan dari kesempurnaan gerak,
tetapi menikmati tariannya dari sebuah kebanggaan akan tanah air.......

Kagum akan komitmen
Kagum akan benang merah yang masih ada............
Saat berada ribuan mil jauhnya dari Indonesia, kesempatan itu selalu ada untuk terus mengingatnya....

Mengingatnya, mendorong untuk berbuat sesuatu............biar sekecil apapun, tetap harus memulainya...........
Apapun itu, setiap orang selalu  punya kesempatan untuk berbuat.............


Salut pada rekan - rekan penari dan pemusik Tari Saman.............

Monday, September 23, 2013

Sometimes..... it's just like wrecking the wall........

Sometimes............, it's just like wrecking the wall
Sometimes.........., it makes you feel alone
Sometimes..........., it push you to fight
Sometimes........., it's challenging
Sometimes........, it 's harden your heart
Sometimes........, it makes you unpopular

but.....

It always gives your heart with  fulfillment
It always recharges you like a battery to do more and more
It always just as simple as that
You will always see good things happen
It always makes a change
It always makes you smile

to do the small right things.............

Saturday, September 21, 2013

Sebuah catatan rasa yang terbersit......... Sebuah ajakan......

Menikmati berada di Amerika selama tugas,  tak bisa dipungkiri merasakan kenyamanan. Anak - anak sekolah dengan kualitas baik, kegiatan ekstra kurikuler diluar sekolah tersedia untuk pengembangan bakat anak - anak, menikmati liburan dengan mudah karena sarana dan prasarana transportasi memadai, lingkungan yang nyaman, ada keteraturan, ada disiplin, dan tetap bisa menemukan produk makanan Indonesia disini.
Hm........... apa lagi yang dicari?

Karena kesibukan antar jemput anak - anak, terkadang harus menunggu di suatu tempat, supaya efisien, tidak pergi pulang, seringkali saya menunggu sambil membaca atau belajar. Mungkin saya terlalu melankoli....., karena terkadang saat menunggu, dimana tidak ada yang dikenali dan merasa asing, berbisisk pertanyaan " bagaimana bisa kami berada disini ?".Anehnya, pertanyaan itu akan diikuti dengan rasa syukur atas kesempatan ini, tapi kemudian akan selalu diganggu dengan rasa "masih ada yang kurang". Terus dan masih hingga sekarang........... Menebak - nebak sebabnya, "adakah rindu akan masakan Indonesia?" - rasanya tidak, karena semua sudah tersedia disini. "Adakah rindu keluarga? " - bisa jadi, tapi bukankah komunikasi tetap jalan? cerita tetap mengalir........ Ataukah... "rindu berada di Indonesia dengan segala keindahan dan kekurangannya? Hm.... bisa jadi. Tapi, "kenapa?"..................

Sesekali membaca berita tentang Indonesia, yang masih sama seperti saat kami tinggalkan untuk berkarya disini hampir 2 tahun yang lalu ( masih maraknya kasus korupsi, ketidakpastian hukum, masalah pendidikan yang semakin berpihak, keadaan ekonomi masyarakat, dan masih - masih yang lainnya )
Sesekali juga membaca kiprah orang - orang yang masih punya idealism dan memiliki pikiran positif tentang Indonesia yang berani berbuat, cerita semangat  Gerakan Indonesia Mengajar, mendengar cerita teman - teman seperjuangan dulu - mbak Tarti, Jane, mbak Yoke yang terus berkarya memberi kesempatan siapa saja untuk belajar, mendorong perempuan untuk lebih berdaya, dan masih banyak lagi hal - hal baik yang memberi semangat.


Merasa menemukan jawaban yang masih tertunda.
Ternyata ada kekosongan.....
Ada kerinduan......
Kerinduan bermanfaat bagi orang lain dengan melakukan langkah kecil yang sebenarnya lebih demi kepentingan mengisi kekosongan jiwa sendiri, dan bukan untuk mendapat pengakuan orang lain.


Semua ada saatnya..
Mengutip tulisan Mgr. Soegija............. " bahwa diam bukan berarti tidak berbuat apa - apa".
Bahwa saat ini adalah saat diam untuk  belajar dan merancang impian. Impian kecil untuk melangkah dan berbuat......
Bersyukur tidak terlena, karena selalu diingatkan........,  selalu merasa perlu memulai kembali apa yang dulu pernah dilakukan, meski berada ribuan mil jauhnya dari Indonesia.
Meski keraguan selalu muncul, karena merasa selangkah di belakang.
Tetapi ajakan untuk berbuat jauh lebih kuat...........

"Semua indah pada waktunya.........."

Semoga...............

(Catatan ini dibuat saat sedang menunggu Aurelia jazz di Adamson Ballet School,  menikmati sore di Burger King - Mason Road )

Tuesday, September 10, 2013

New York City Tour

Bagi kami, berkeliling New York City lebih nyaman jika mengikuti tour, karena disamping beberapa tempat berdekatan jika naik mobil, tapi cukup jauh juga jika berjalan kaki, mencari parkirnya pun susah dan mahal.

Gedung Wall Trade Center yang baru dan masih dalam proses pengerjaan

 
Saat hendak mengunjungi Patung Liberty, ada pilihan untuk turun di lokasi patung dan naik hingga ke bagian mahkota, atau hanya naik kapal dan mengambil gambar dari kapal saja. Karena waktu kami terbatas, akhirnya kami memilih untuk tidak turun di pulau.
Kami naik kapal dari Pier 17 di South Street Seaport. Saat menunggu kapal, terlihat tempat untuk belajar akrobatik. Menarik juga...........


Liberty Statue
 

 
South Sreet Seaport - pelabuhan selalu terlihat eksotik

 

 Pier 17 di South Street Seaport - salah satu tempat kapal berangkat dan bersandar untuk Liberty Tour
 

South Street Seaport
 

Di South Street Seaport - terlihat beberapa orang sedang melakukan latihan akrobatik
 
 

South Street Seaport


New York Stock Exchange
 
 

Di USS Intrepid  Museum - Selalu punya " tag line "
 

 
 
 

Di atas galangan kapal induk USS Intrepid
 

USS Intrepid
 

 Times Square


Times Square
 

Times Square
 

 View dari Top of the Rock - Rockefeller Center
 
 
 
Rockefeller Center

 

Di depan Rockefeller Plaza - berkibar bendera Indonesia
 

Aurelia menunjuk bendera Indonesia Merah Putih
 
 
Mencoba subway di New York, adalah salah satu tujuan kami juga, karena di Houston tidak terdapat subway. Pengalaman yang menarik.....

Mencoba naik subway.....

 
 
 Gereja St. Patrick
 
 
 Gereja St. Patrick
 
 
Fifth Ave
 
 
Fifth Ave
 
 
 
Yellow cab di New York berseliweran, seringkali terdengar bunyi klakson saling bersahutan, karena pengemudi yang tidak sabar saat jalan macet
 
 
Times Square malam hari
 

Times Square malam hari...........
 
Ada hal yang cukup mengganggu ketika jalan - jalan di New City saat malam hari. Saat melangkah di trotoar, sesekali kami harus berhati - hati memijak, karena di beberapa tempat terdapat tumpukan plastic sampah hitam di trotoar, sehingga terkesan kotor. Adalah pemandangan umum terutama di area Fifth Ave dan sekitarnya, saat malam hari di depan  entrance hotel bertumpuk plastic hitam sampah hotel. Hal ini terjadi karena waktu pnegmbilan tumpukan sampah ada tengah malam hingga dini hari.
Ketika kami menikmati pagi keesokan harinya, trotoar dan tepi - tepi jalan sudah bersih dari tumpukan sampah.
 

 

Monday, September 2, 2013

Washington DC Tour

Jalan - jalan di Washigton DC sangat mengasikkan, karena memang suasananya terasa sebagai kota wisata disamping juga sebagai capital of United States. Untuk masuk ke museum - museum, semuanya gratis.
Kami memulainya dengan tour Old Town Trolley, yang memilki 3 rute.
 
Old Town Trolley 
 
 
White House
 

Capitol Building
 

Capitol Building
 

 
 

American Indian Museum
 

The Supreme Court


Thomas Jefferson Museum
 

Lincoln Memorial
 

World War II Memorial


National Cathedral
 

National Cathedral

 
Sayang saat di Washingotn DC kami terlewat kesempatan menikmati makanan Indonesia Satay Sarinah
 
Satay Sarinah mempunyai 2 gerobak makan yang setiap harinya selalu berkeliling dan berpindah - pindah tempat.
 

Tuesday, August 13, 2013

Flushing Meadow Tennis Park dan Atlet tennis asal Indonesia yang berkarya sebagai pelatih profesional di New York

Jalan - jalan di Flushing Meadow Tennis Park di Queens New York sambil membayangkan betapa riuh rendahnya nanti tempat ini saat berlangsungnya Grand Slam Tennis US Open 26 September 2013. Sayang juga kami tidak dapat menonton langsung tahun ini, hmmmmm.........
 
 

 

 



 

 



 

 
 
Saat berkeliling di tempat latihan masih di area Flushing Meadow Tennis Park, tanpa sengaja menemukan foto - foto para pelatih juniornya, dan kami terkesan ketika melihat ada orang Indonesia menjadi pelatih disitu, apalagi dari Surabaya dan alumni Widya Mandala. Salut.........