Republik Sampah
Republik Sampah ( Waste Republic ) bukan suatu negara, tapi perusahaan yang mengelola sampah di daerah perumahan. Ada juga perusahaan lain seperti Waste Management. Kebetulan di daerah perumahan ini Republik Sampah yang mengurusnya. Sampah hanya diangkut pada hari Selasa dan Jumat dengan cara meletakkan kotak sampah di pinggir jalan, kemudian pada jam tertentu akan lewat truk biru yang hanya dikendarai oleh sopir tanpa asisten yang akan mengangkat sampah karena semua dilakukan secara mekanis oleh truk. Hari Selasa, ada tambahan mobil khusus pengangkut sanmpah recycle seperti botol - botol minum plastik, kotak mainan. Tetapi khusus sampah recycle, pengambilan masih secara manual.
Berada ribuan mil jauhnya dari Indonesia untuk berkarya adalah kesempatan belajar dari orang lain dan tetap menjadi diri sendiri
Friday, August 17, 2012
Thursday, August 16, 2012
Lu Chi Fa - Double Luck - The Coffee Pot Restaurant
Double Luck - Lu Chi Fa
"Double Luck" adalah buku yang ditulis oleh Lu Chi Fa yang menceritakan masa kecilnya mulai saat usia 3,5 tahun dan menjadi yatim piatu di sebuah desa di Cina ( 1944 ) hingga dewasa dan berhasil memiliki restoran di tepi Samudra Pacific - Morrobay California.
Awalnya adalah ketika mencari restoran untuk sarapan, terbaca nama sebuah tempat yang cukup ramai dan nyaman "The Coffee Pot Restaurant", hmmmm, terbayang sajian teh hangat dengan pelayanan yang ramah.
Memang benar, yang kami rasakan adalah suasana kekeluargaan dan makanan rumahan.
Ternyata di tempat itu dijual juga buku berjudul "Double Luck - Memoirs of Chinese Orphan". Saat membaca ringkasannya, ternyata sang penulis adalah pemilik dari restoran tersebut.
Bukunya menarik, dalam mengisahkan segala perjuangannya sebagai seorang anak yatim piatu di Cina tahun 1944 yang bergolak hingga bermimpi tentang Amerika, terselip nilai - nilai sedehana yang justru membuatnya bertahan dan memperoleh apa yang dimilikinya sekarang. Ada saat - saat untuk rendah hati, ada saat untuk berani, ada saat untuk berbagi, ada saat untuk berharap, ada saat untuk bersyukur.
"Double Luck" adalah buku yang ditulis oleh Lu Chi Fa yang menceritakan masa kecilnya mulai saat usia 3,5 tahun dan menjadi yatim piatu di sebuah desa di Cina ( 1944 ) hingga dewasa dan berhasil memiliki restoran di tepi Samudra Pacific - Morrobay California.
Memang benar, yang kami rasakan adalah suasana kekeluargaan dan makanan rumahan.
Ternyata di tempat itu dijual juga buku berjudul "Double Luck - Memoirs of Chinese Orphan". Saat membaca ringkasannya, ternyata sang penulis adalah pemilik dari restoran tersebut.
Bukunya menarik, dalam mengisahkan segala perjuangannya sebagai seorang anak yatim piatu di Cina tahun 1944 yang bergolak hingga bermimpi tentang Amerika, terselip nilai - nilai sedehana yang justru membuatnya bertahan dan memperoleh apa yang dimilikinya sekarang. Ada saat - saat untuk rendah hati, ada saat untuk berani, ada saat untuk berbagi, ada saat untuk berharap, ada saat untuk bersyukur.
Bertemu dengan Lu Chi Fa adalah melihat sosok yang penuh rasa syukur, mengingatkan kita untuk terus bersyukur dalam hal - hal kecil sekalipun
Wednesday, August 15, 2012
Morrobay, tempat merasakan kesederhanaan
Morrobay, dermaga kapal nelayan, bau ikan, suara anjing laut dan burung "seagull" terbang
Tiba di Morrobay sudah setengah 11 malam. Keesokan paginya tidak boleh dilewatkan. Memang benar. Masih pukul 05.30. Suasana pagi yang tenang, dengan suhu 63 derajat Fahrenheit, dingin yang cukup menggigit. Meski Morrobay adalah daerah nelayan yang sudah menjadi daerah wisata, kesederhanaan dan ketenangan sangat terasa. 1 - 2 orang lari pagi, beberapa restoran yang menyediakan menu breakfast sudah mengharum semerbak. Sepanjang tepi laut, dermaga - dermaga penuh dengan kapal nelayan bersandar. Ada 2 kapal yang sudah siap berangkat penuh dengan wisatawan yang ingin pergi memancing. Berjalan perlahan merasakan harum laut bercampur bau ikan, mendengar suara anjing laut, berada dekat dengan burung - burung "seagull" yang bersahabat, membuat kita merasakan kesederhanaan.
Mencoba sarapan di restoran lokal "The Coffee Pot Restaurant" tak sengaja bertemu dengan penulis buku "Double Luck" - Lu Chi Fa, yang juga pemilik restoran tersebut.
(Baca posting berikutnya)
Tiba di Morrobay sudah setengah 11 malam. Keesokan paginya tidak boleh dilewatkan. Memang benar. Masih pukul 05.30. Suasana pagi yang tenang, dengan suhu 63 derajat Fahrenheit, dingin yang cukup menggigit. Meski Morrobay adalah daerah nelayan yang sudah menjadi daerah wisata, kesederhanaan dan ketenangan sangat terasa. 1 - 2 orang lari pagi, beberapa restoran yang menyediakan menu breakfast sudah mengharum semerbak. Sepanjang tepi laut, dermaga - dermaga penuh dengan kapal nelayan bersandar. Ada 2 kapal yang sudah siap berangkat penuh dengan wisatawan yang ingin pergi memancing. Berjalan perlahan merasakan harum laut bercampur bau ikan, mendengar suara anjing laut, berada dekat dengan burung - burung "seagull" yang bersahabat, membuat kita merasakan kesederhanaan.
Mencoba sarapan di restoran lokal "The Coffee Pot Restaurant" tak sengaja bertemu dengan penulis buku "Double Luck" - Lu Chi Fa, yang juga pemilik restoran tersebut.
(Baca posting berikutnya)
Tuesday, August 14, 2012
Si " Bukti Ajaib" Sebaiknya Tidak Disalahgunakan
Bukti Pembelian Barang yang Ajaib itu Sebaiknya Tidak Disalahgunakan
Menarik memang, menjadi konsumen yang benar - benar raja, karena diuntungkan dengan kesempatan menukar kembali barang yang sudah dibeli.
Saya yakin tujuannya adalah jika barang yang sudah dibeli ternyata setelah tiba di rumah tidak cocok atau tidak dapat digunakan, maka pembeli masih dapat menukarnya (selama masih memiliki bukti pembelian barang ) dengan barang lain atau tidak jadi membeli dan memperoleh uangnya kembali. Saya sendiri pernah memakai kesempatan itu. Suatu saat saya membeli alat penghalus bumbu di sebuah toko peralatan elektronik. Saat membeli, saya langsung mengambil barang dari rak pajang dan membayar di kasir. Sampai di rumah, saya tidak langsung memeriksa karena belum akan memakainya, Seminggu sesudah itu, ketika hendak menghaluskan bumbu, saya mencoba alat itu, ternyata tidak dapat dipakai (rusak) karena tidak nyala sama sekali. Saya kemudian membawanya kembali ke toko yang bersangkutan dan mengembalikan barang tersebut.
Ada satu lagi cerita tentang peralatan elektronik baru yang rusak. Saya membeli alat untuk membuat jus. Keesokan harinya saya coba dan dapat dipakai dengan baik. Ketika membersihkan alat tersebut, tiba - tiba terjatuh dan bagian tutupnya pecah. Aduh sayang sekali, padahal baru satu hari saya pakai, ternyata sudah sedikit rusak. Kecewa juga, tapi saya tidak mungkin mengembalikan barang tersebut karena barang itu rusak akibat perbuatan saya. Jadi sampai sekarang alat itupun masih bisa dipakai walau sedikit cacat.
Sangat menggiurkan memang, karena akan menggoda konsumen untuk sempat memakai barang yang sudah dibeli beberapa saat, kemudian mengembalikannya lagi dengan alasan tidak cocok.
Menurut saya sebaiknya dari awal tujuannya adalah membeli barang yang diperlukan dan akan dipakai seterusnya. Sehingga maksud baik dari kesempatan penukaran barang tidak disalahgunakan.
"Membiasakan yang benar, bukan membenarkan yang biasa"
Menarik memang, menjadi konsumen yang benar - benar raja, karena diuntungkan dengan kesempatan menukar kembali barang yang sudah dibeli.
Saya yakin tujuannya adalah jika barang yang sudah dibeli ternyata setelah tiba di rumah tidak cocok atau tidak dapat digunakan, maka pembeli masih dapat menukarnya (selama masih memiliki bukti pembelian barang ) dengan barang lain atau tidak jadi membeli dan memperoleh uangnya kembali. Saya sendiri pernah memakai kesempatan itu. Suatu saat saya membeli alat penghalus bumbu di sebuah toko peralatan elektronik. Saat membeli, saya langsung mengambil barang dari rak pajang dan membayar di kasir. Sampai di rumah, saya tidak langsung memeriksa karena belum akan memakainya, Seminggu sesudah itu, ketika hendak menghaluskan bumbu, saya mencoba alat itu, ternyata tidak dapat dipakai (rusak) karena tidak nyala sama sekali. Saya kemudian membawanya kembali ke toko yang bersangkutan dan mengembalikan barang tersebut.
Ada satu lagi cerita tentang peralatan elektronik baru yang rusak. Saya membeli alat untuk membuat jus. Keesokan harinya saya coba dan dapat dipakai dengan baik. Ketika membersihkan alat tersebut, tiba - tiba terjatuh dan bagian tutupnya pecah. Aduh sayang sekali, padahal baru satu hari saya pakai, ternyata sudah sedikit rusak. Kecewa juga, tapi saya tidak mungkin mengembalikan barang tersebut karena barang itu rusak akibat perbuatan saya. Jadi sampai sekarang alat itupun masih bisa dipakai walau sedikit cacat.
Sangat menggiurkan memang, karena akan menggoda konsumen untuk sempat memakai barang yang sudah dibeli beberapa saat, kemudian mengembalikannya lagi dengan alasan tidak cocok.
Menurut saya sebaiknya dari awal tujuannya adalah membeli barang yang diperlukan dan akan dipakai seterusnya. Sehingga maksud baik dari kesempatan penukaran barang tidak disalahgunakan.
"Membiasakan yang benar, bukan membenarkan yang biasa"
Bukti Pembelian Barang yang Ajaib
Bukti pembelian barang yang ajaib
Kenapa saya sebut "ajaib"? Karena biasanya bagian belakang dari bukti pembelian tercantum kupon potongan harga yang dapat digunakan untuk membeli barang tertentu sesuai yang tercantum. Ini pada umumnya ada pada bukti pembelian barang di grocery. Selain itu "ajaib" lainnya adalah dengan bukti pembelian itu kita dapat mengembalikan barang yang sudah dibeli dengan memperoleh kembali uang yang sudah kita keluarkan tanpa potongan sepeserpun, tentunya ada batas waktu ( kurang lebih 1 bulan). Menarik , bukan? Benar - benar konsumen adalah raja......
Kenapa saya sebut "ajaib"? Karena biasanya bagian belakang dari bukti pembelian tercantum kupon potongan harga yang dapat digunakan untuk membeli barang tertentu sesuai yang tercantum. Ini pada umumnya ada pada bukti pembelian barang di grocery. Selain itu "ajaib" lainnya adalah dengan bukti pembelian itu kita dapat mengembalikan barang yang sudah dibeli dengan memperoleh kembali uang yang sudah kita keluarkan tanpa potongan sepeserpun, tentunya ada batas waktu ( kurang lebih 1 bulan). Menarik , bukan? Benar - benar konsumen adalah raja......
Subscribe to:
Posts (Atom)