Tuesday, April 1, 2014

Belajar untuk bermakna dalam hidup


Sejak dari dulu hingga sekarang, penyelenggaraan sebuah Misa selalu dibantu oleh para Misdinar yang bertugas membantu Romo dalam memimpin Misa. Para Misdinar ini biasanya adalah para remaja yang sudah belajar dan berlatih serta menjadi bagian dalam melayani sebuah Misa.

Saya selalu senang melihat keterlibatan para remaja ini dalam kegiatan gereja. Apapun bentuk kegiatannya, selain Misdinar, bisa juga menjadi anggota koor, petugas kolekte, pengiring Misa, atau juga terlibat di kegiatan gereja lainnya diluar Misa.

Tanpa disadari sebenarnya, keterlibatan anak – anak dalam kehidupan gereja adalah sebuah sarana melatih kebutuhan untuk selalu dekat dengan kehidupan gereja. Selain itu saya melihat tugas – tugas gereja sebagai salah satu bagian dari pengasahan  akan pembentukan keinginan untuk selalu bermakna dalam hidup ini.

Menurut Viktor Frankl, motivasi paling mendasar pada manusia adalah menemukan makna dalam kehidupannya, yaitu suatu sebab, alasan, tujuan individu tersebut mengarahkan waktu dan energinya. Tanpa arah itu, individu akan jatuh dalam perasaan ketidakbermaknaan hidup yang seringkali terjadi pada saat remaja, memasuki masa pensiun, atau saat menghadapi suatu krisis. Bentuknya bisa termanifestasi dalam kondisi kosong, terombang – ambing antara kesedihan dan kebosanan yang bisa menyebabkan tindakan destruktif. (baca slideshare Logoterapi: Penyembuhan Lewat Makna – Viktor Frankl).

Dekat dengan kehidupan gereja, aktif terlibat sungguh – sungguh dalam kegiatannya akan membuat anak – anak melihat bahwa dirinya punya makna, punya peran dalam gereja. Jika sudah merasa punya sebuah tugas dalam hidupnya (salah satunya adalah kehidupan gereja), maka anak – anak dengan sendirinya akan terasah untuk membawa dirinya kepada tujuan yang ingin dicapainya. Tetapi apa yang menjadi tujuan bukanlah sekedar aktualisasi diri semata ( hanya agar dapat pengakuan dari orang lain, pujian dsb), karena apa yang penting sejatinya adalah ia bisa bermakna dalam kehidupannya.

Dengan melatih kebermaknaan hidup dari kegiatan di gereja dimana sifatnya lebih kepada melayani, maka yang terasah pun adalah komitmen akan tujuan yang tidak hanya mementingkan diri sendiri tetapi juga melihat kepentingan orang lain. Mereka yang merasa bermakna dalam hidup mengetahui ada tugas dan tujuan yang menantinya untuk diwujudkan, merekalah yang akan dapat mengatasi hampir di setiap hal yang terjadi dalam kehidupannya.

He who has a why to live for can bear with almost any how – Nietzsche

Sumber : tulisan M. Sastrapratedja SJ tentang Logoterapi – Penyembuhan Lewat Makna ; Viktor Frankl
(Thanks for sharing, Pit.....)

1 comment: